Saturday 15 April 2017

Remaja Sekarang

   Masih ada dalam ingatan kita sebuah pantun "Lain bulu lain cakallang, Lain dulu lain sekarang". Pantun ini sering dijadikan argumentasi dikalangan remaja bila berbincang dengan orang tuanya dengan tujuan memberi bobot legitimasi terhadap perubahan dalam dirinya. perubahan itu tercermin dalam realitas sikap, pola fikir maupun tingkah laku remaja dewasa ini, peruahan iti makin cepat bila digabung dengan kecenderungan gaya hidup yang kini telah mejadi salah satu ciri kehidupan masyarakat modern.

  Perubahan yang mengkhawatirkan tersebut, akan mudah diserap kawula muda kerena adanya image menganggap baik apapun yang datang dari barat, disamping juga faktor media informasi dan komunikasi yang sangat cepat menyebar. penyerapan budaya dari barat tanpa adanya filter yang ketat melalui media cetak maupun sosial, makin tak terbendung. apalagi setelah adanya Internet yang mampu mengakses berbagai informasi yang terjadi di seluruh dunia dengan cepat sehingga bumi ibarat "perkampungan dunia" tanpa adanya dinding  yang membatasi.
  dulu kita masih dapat merasakan bagaimana santunnya remaja yang berbahasa dengan benarseperti bentuk penghormatan terhadap yang lebih tua, menghargai seusianya dan menyayangi Mereka yang dibawahnya. sopan santun yang tetap terjaga dalam kehidupan sehari- hari pada saat itu mencerminkan kaya dan tingginya nuansa peradaban masyarakat yang dimiliki oleh negara kita, demikian dengan remaja dalam menyelesaikan pertentangan dengan orang tua, tetap dengan suasana sejuk dan tetap berlaku hormat 
wajah suram remaja sekarang 
  usia remaja dalam pandangan psikologi merupakan masa pertumbuhan jiwa yang penuh energitas untuk memenuhi rasa ingin tahunya, dan fase pencarian jati diri untuk membentuk kepribadian seseorang. pada usia seperti ini, seorang remaja sangat dekat, bahkan haus dengan sesuatu yang bersifat baru dalam kehidupannya.
  kecenderungan ini sangat positif jika ditopang oleh nilai agama yang kokoh, selektif dalam menyerap sesuatu yang baru dan kritis dalam memilih kegiatan sebagai sarana aktualitas dirinya. Dan bisa menjadi negatif bila aktualisasi perkembangan jiwa dijalankan remaja tidak mempertimbangkan aspek manfaat atau baik buruknya muatan arus-arus baru, malah justru lebih banyak mendorong remaja tersebut dalam "kubangan" kehidupan negatif, yang ditandai dengan pola hidup "serba boleh"
  sebuah watak dasar yang berjalan tanpa landasan agama hanya akan mampu menyerap hal- hal baru yang bernuansa negatif, seperti dikatakan William stren psikolog Jerman dalam bukunya: psikologi perkembangan: 
"Awal mula remaja terpengaruh oleh hal- hal negatif disebabkan oleh apa yang didengar. Oleh rasa ingin tahu yang terlalu tinggi, maka timbul keinginan untuk melihat, setelah melihat lebih jauh lagi, ingin merasakan yang repotnya setelah yang merasakan akhirnya kerap ketagihan".
  Semua itu tanpa menafikan remaja yang berprestasi dan kreatif memanfaatkan waktunya pada kegiatan yang positif seperti pramuka.OSIS maupun aktivitas positif lainnya. Di sisi lain banyak pula remaja dewasa, terbenam dan larut dalam pola hidup yang tidak bermanfaat, seperti pergaulan gaya hidup bebas yang bangga pada kehidupan malam,diskusikan dan obat-obat terlarang. Ironisnya jika kegandrungan ini kemudian menjadi simbol kemajuan dan kemoderenan remaja masa kini. Sehingga mereka yang tidak pernah keluar malam,keluyuran, bergaul dan bergabung dengan rekan-rekannya di Plaza atau mal,cafe maupun tempat hiburan lainnya, dianggap tidak memiliki karakter remaja masa kini. Kegandrungan terhadap pola hidup remaja seperti ini sudah membudaya dimana-mana.
  Malahan yang lebih hina lagi banyaknya ABG yang menjajakan diri sebagai mana banyak terungkap diberbagai majalah,koran belakangan ini. Ironisnya ia menganggap bahwa perbuatan seperti itu adalah wajar-wajar saja.
  Bisa dibayangkan pada usia yang masih dini mereka sudah terbiasa mengkonsumsi barang mewah dari hasil bermain dengan om-om, yang sama sekali tidak dikenalnya. Dan anehnya tidak jarang dari mereka adalah remaja-remaja dari kalangan keluarga yang dikategorikan tidak miskin materi. Jika fenomena ini menjadi hal biasa bagi remaja sekarang. Makassar dibayangkan bagaimana dahsyatnya corak tantangan dan suramnya wajah remaja yang akan datang. Mungkin hilangnya budaya timur yang penuh dengan tata krama dan etika yang tinggi adalah penyebab utama merosotnya moral remaja sekarang. Rasa malu tidak lagi menjadi "pakaian kebesaran"namun sudah menjadi barang langka yang mahal harganya.

PENDIDIKAN AGAMA SEJAK DINI
  Perkembangan di berbagai bidang yang mengalami percepatan dewasa ini menyadarkan kita semua betapa berat besok besar dan corak tantangan masa  depan, khususnya yang berkaitan dengan perkembangan remaja sebagai generasi penerus bangsa. Namun adalah mutlak dan wajib kiranya bagi seluruh komponen kehidupan berbangsa dan bernegara ini untuk mengantisipasi akses negatif yang turut serta didalamnya.
  salah satu langkah fundamental untuk mempersiapkan remaja menghadapi terpasang angin globalisasi di masa mendatang adalah pendidikan agama sejak dini, sebelum berinteraksi dengan dunia luar, yang diharapkan mampu menjadi pondasi bagi perkembangan tingkah laku anak tersebut. Penanaman etika harus diterapkan terhadap corak kehidupan masa mendatang yang makin tidak menentu. Hal ini terjadi karena dekadensi moral sudah merebak sehingga dapat meluas dan semakin farmasi bentuknya setelah dipacu oleh kondisi pola hidup individualisme dan materialisme sebagai identitas masyarakat modern sekarang ini.
Wajah suram remaja masa depan dapat diidentifikasi melalui tela'ah fenomena tingkah laku remaja saat ini. Bila tontonan laku Remaja sekarang dikategorikan buruk, maka dapat diproyeksikan bahwa lebih buruk pula lah remaja yang akan datang! 
  

0 comments:

Post a Comment